|
Kata Pengantar
Puji serta
syukur penyusun sampaikan ke hadiran Alloh SWT, karena atas berkat dan
rahmatNya lah laporan penelururan ini dapat diselesaikan dan dikumpulkan tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Tak Lupa salawat serta salam selalu terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ucapan terimakasih tak lupa penyusun
sampaikan pada semua pihak yang telah memberikan partisipasi dalam proses
penyusunan laporan penelusuran ini.
Laporan
penelusuran ini disusun dalam rangka memenuhi
penuasan yang diberikan oleh guru mata pelajaran sejarah Indonesia,
serta dalam rangka memberikan informasi mengenai sejarah Indonesia khususnya
pada fase revolusi fisik.
Adapun
laporan penyusunan ini berisi materi mengenai sejarah Indonesia dikala Revolusi
fisik. Dimulai ketika kedatangan sekutu
ke Indonesia, Agresi militer Belanda, hingga
berbagai perundingan yang ditempuh para pahlawan guna mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Dalam proses
penyusunan, penyusun menyadari bahwa hasil kerja kami masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik maupun ssaran yang
membangun guna peningkatan kualitas penyusunan laporan kami di masa yang akan
datang. Selain itu, penyusun berharap semoga hasil penyusunan laporan ini mampu
menambah wawasan pembaca dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
23 April 2016
|
Kelompok Sultan Agung
|
Daftar Isi
BAB1 PENDAHULUAN
Indonesia Memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945. Sejak saat itu, Indonesia telah menjadi sebuah negara yang
merdeka membersihkan diri dari semua
bentuk penjajahan. Akan teteapi, meskipun saat itu Indonesia telah menyatakan
kemerdekaannya, Bukan berarti tidak ada hambatan yang mencoba menggoyahkan
ataupun memecah belah bangsa ini .
Saat-saat
dimana Bangsa kita baru merdeka dan mempertahanan kemerdekaannya inilah yang di
sebut dengan revolusi fisik. Dimuali dari kedatangan sekutu yang hendak
menguasai Indonesia, hingga Agresi
militer Belanda yang menyebabkan rakyat
kita harus kembali berjuang mempertaruhkan nyawanya.
Bapak
prolamator kita, Ir soekarno pernah
mwngatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.
Bhkan, salah satu pidatonya diberi judul “Jas Merah” yang berarti Jangan sekali
kali melupakan sejarah. Oleh karena itu, amat penting bagi kita bangsa
Indonesia untuk senantiasa Mengenang, Menghargai, serta mencintai sejarah kita.
Salah
satu hal yang dapat kita lakukan selaku pelajar dalam rangka menghargai sejarah
bangsa adalah dengan memperlajarinya. Oleh karena itu, kami menyusun laporan
penelusuran mengenai sejara hIndonesia khususnya dalam fase Revolusi fisik yang
mudah-mudahan dapat bermanfaat guna menambah wawasan pembaca serta meningkatkan kesadaran kita agar lebih
mencintai sejarah.
1.
Kedatangan Sekutu ke Indonesia
2.
Perjanjian Linggarjati
3.
Agresi militer Belanda I
4.
Komisi Tiga Negara
5.
Pelaksanaa Perjanjian Renville
6.
Agresi militer Belada II
7.
Serangan umum 1 Maret
8.
Perjanjian Roem Roijen
9.
Konfrensi Inter Indonesia
10.
Konfrensi Meja Bundar
Setelah
Perang pasifik berakhir dan Jepang kalah dalam menghadapi sekutu, maka Jepang
meyerahkan kekuasaannya pada sekutu. Pasukan sekutu yang bertugas menangani
Indonesia adalah Tentara Kerajaan Inggris. Pasukan tersebut terdiri dari 2,
yaitu :
-SEAC ( South East
Asia Command ) dipimpin oleh Laksamana Lord Louis Mounbatten untuk wilayah
Indonesia bagian Barat. Mendarat di Indonesia tanggal 22 September 1945.
-SWPC ( South West
Pasific Command) untuk wilayah Indonesia bagian Timur.
Dalam
melaksanakan tugasnya di Indonesia bagian barat, Mounbatten membentuk AFNEI (
Allied Forces for Netherlands East Indies ) dipimpin oleh Letnan Jenderal
Philip Christison . Tugas AFNEI adalah sebagai berikut.
1. Menerima penyerahan dari tangan Jepang.
2. Membebaskan para tawanan perang dan interniran
Sekutu.
3. Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk
kemudian dipulangkan.
4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk
kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil.
5. Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan
menuntut mereka di depan pengadilan Sekutu.
Kedatangan sekutu awalnya
disambut baik (netral) oleh pemimpin Indonesia sebab melihat tugas yang
dibawanya. Namun setelah mengetahui bahwa ternyata sekutu membawa NICA (
Netherlands Indies Civil Administration ) maka Indonesia mulai curiga dan
meragukan maksud kedatangan pasukan sekutu tersebut. Kecurigaan tersebut
disebabkan karena:
·
NICA
adalah pegawai sipil pemerintah Hindia-Belanda yang dipersiapkan untuk
mengambil alih pemerintahan sipil di Indonesia.
·
Dugaan
bahwa Belanda mau menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia sebab Belanda
masih merasa memiliki hak di Indonesia.
·
NICA
mempersenjatai orang-orang KNIL yang baru dilepaskan dari tawanan Jepang.
·
Bekas
interniran juga menuntut kembali barang-barang miliknya.
Akhirnya
Panglima AFNEI, Christison mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto pada
tanggal 1 Oktober 1945. Sehingga para pejabat daerah pun menerima pasukan AFNEI
dan bersedia membantu tugas AFNEI. Namun terjadi Perselisihan karena sekutu tidak
benar-benar menghormati kedaulatan RI, hingga terjadi aberbagai konflik dan
aksi terorisme seperti di Ambarawa, dan Biak.
Latar Belakang
Konflik
antara Indonesia dan Belanda menyebabkan berbagai pertempuran seperti contohnya
peristiwa 10 Noember Sir Archibald Clark Kerr, Diplomat Inggris, mengundang Indonesia
dan Belanda untuk berunding di Hooge Veluwe, namun perundingan tersebut gagal
karena Indonesia meminta Belanda mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatera dan
Pulau Madura, namun Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura
saja.
Jalannya perundingan
Dalam perundingan ini Indonesia diwakili oleh Sutan
Syahrir, Belanda diwakili oleh tim yang disebut Komisi Jendral dan dipimpin
oleh Wim Schermerhorn dengan anggota H.J. van Mook,dan Lord Killearn dari
Inggris bertindak sebagai mediator dalam perundingan ini.
Hasil perundingan
Hasil perundingan tersebut menghasilkan 17 pasal
yang antara lain berisi:
1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik
Indonesia, yaitu Jawa dan Madura.
2. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling
lambat tanggal 1 Januari 1949 .
3. Pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk
negara RIS.
4. Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam
Commonwealth /Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda
sebagai kepala uni.
Pelanggaran Perjanjian
Pelaksanaan hasil perundingan ini tidak berjalan
mulus. Pada tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya
menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian ini, dan pada
tanggal 21 Juli 1947 , meletuslah Agresi Militer Belanda I. Hal ini merupakan
akibat dari perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda.
"
Operatie Product " (Operasi Produk) atau yang dikenal di Indonesia dengan
nama Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera
terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus
1947. Operasi militer ini merupakan bagian dari Aksi Polisionil yang
diberlakukan Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan
Linggarjati . Dari sudut pandang Republik Indonesia, operasi ini dianggap
merupakan pelanggaran dari hasil Perundingan Linggarjati.
Latar belakang
Pada
tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum supaya RI menarik mundur
pasukan sejauh 10 km. dari garis demarkasi. Tentu pimpinan RI menolak
permintaan Belanda ini. Tujuan
utama agresi Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan
daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak. Namun sebagai kedok
untuk dunia internasional, Belanda menamakan agresi militer ini sebagai Aksi
Polisionil, dan menyatakan tindakan ini sebagai urusan dalam negeri. Pada saat
itu jumlah tentara Belanda telah mencapai lebih dari 100.000 orang, dengan
persenjataan yang modern, termasuk persenjataan berat yang dihibahkan oleh
tentara Inggris dan tentara Australia.
Dimulainya operasi militer
Agresi militer Belanda 1 dimulai
pada tanggal 21 Juli 1947. Fokus
serangan tentara Belanda di tiga tempat, yaitu Sumatera Timur, Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Di Sumatera Timur, sasaran mereka adalah daerah perkebunan
tembakau, di Jawa Tengah mereka menguasai seluruh pantai utara, dan di Jawa
Timur, sasaran utamanya adalah wilayah di mana terdapat perkebunan tebu dan
pabrik-pabrik gula.
Pada
agresi militer pertama ini, Belanda juga mengerahkan kedua pasukan khusus,
yaitu Korps Speciale Troepen (KST) di bawah Westerling yang kini berpangkat
Kapten, dan Pasukan Para I ( 1e para compagnie) di bawah Kapten C. Sisselaar.
Pasukan KST (pengembangan dari DST) yang sejak kembali dari Pembantaian
Westerling|pembantaian di Sulawesi Selatan belum pernah beraksi lagi, kini
ditugaskan tidak hanya di Jawa, melainkan dikirim juga ke Sumatera Barat. Agresi tentara Belanda
berhasil merebut daerah-daerah di wilayah Republik Indonesia yang sangat
penting dan kaya seperti kota pelabuhan, perkebunan dan pertambangan.
Belanda
ternyata tidak memperhitungkan reaksi keras dari dunia internasional, termasuk
Inggris, yang tidak lagi menyetujui penyelesaian secara militer. Atas
permintaan India dan Australia, pada
31 Juli 1947 masalah agresi militer yang dilancarkan Belanda dimasukkan ke
dalam agenda Dewan Keamanan PBB, yang kemudian mengeluarkan Resolusi No. 27
tanggal 1 Agustus 1947, yang isinya menyerukan agar konflik bersenjata
dihentikan, hingga pada
25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite yang akan menjadi
penengah konflik antara Indonesia dan Belanda yang disebut Komisi Tiga
Negara
KTN atau Komisi Tiga Negara dibentuk Pada tanggal 35 Agustus 1947 oleh
Dewan Keamanan PBB untuk menjadi penengah konfllik antara Indonesaia dan
Belanda. Komite
ini beranggotakan
tiga negara, yaitu Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh
Belanda dan Amerika Serikat
sebagai pihak yang netral.
Komite ini awalnya hanyalah sebagai
Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Jasa Baik Untuk Indonesia). Dengan Australia diwakili oleh Richard
C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul van Zeeland dan Amerika Serikat menunjuk
Dr. Frank Graham.
Komisi ini
diperkuat oleh personil militer dari Amerika Serikat, sedangkan Perancis
bertindak sebagai peninjau. Dalam
pertemuannya pada tanggal 20 Oktober 1947, KTN memutuskan bahwa tugasnya di
Indonesia adalah untuk menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan Belanda
dengan cara-cara damai. Dalam kaitannya dengan hal itu, KTN berhak mengambil
inisiatif untuk masalah militer, sedangkan untuk masalah politik KTN hanya
memberikan saran-saran. Pada
tanggal 27 Oktober 1947, para anggota KTN telah tiba di Indonesia untuk memulai
pekerjaannya.
E.
Perjanjan
Renville
Perjanjian
Renville adalah perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani
pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat
sebagai tempat netral, USS Renville , yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok
, Jakarta . Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh
Komisi Tiga Negara (KTN).
Delegasi
Delegasi
Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap. Delegasi
Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL Abdulkadir Widjojoatmodjo .
Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham .
Gencatan senjata
Pemerintah
RI dan Belanda sebelumnya pada 17 Agustus 1947 sepakat untuk melakukan gencatan
senjata hingga ditandatanganinya Persetujuan Renville, tapi pertempuran terus
terjadi antara tentara Belanda dengan berbagai laskar-laskar yang tidak
termasuk TNI, dan sesekali unit pasukan TNI juga terlibat baku tembak dengan
tentara Belanda, seperti yang terjadi antara Karawang dan Bekasi .
Isi perjanjian
1.
Belanda hanya mengakui Jawa tengah , Yogyakarta , dan Sumatera sebagai bagian
wilayah Republik Indonesia
2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang
memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda
3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah
kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur
Pasca Perjanjian
Akibat yang ditimbulkan oleh perjanjian Renville
ini, pihak
Republik harus mengosongkan wilayah-wilayah yang dikuasai TNI, dan pada bulan
Februari 1948, Divisi Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah.Namun, Tidak semua pejuang
Republik yang tergabung dalam berbagai laskar, seperti Barisan Bambu Runcing
dan Laskar Hizbullah/Sabillilah di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo, mematuhi hasil Persetujuan Renville tersebut. Mereka terus
melakukan perlawanan bersenjata terhadap tentara Belanda. Setelah Soekarno dan
Hatta ditangkap di Yogyakarta, S.M. Kartosuwiryo, yang menolak jabatan Menteri
Muda Pertahanan dalam Kabinet Amir Syarifuddin, Menganggap Negara Indonesia
telah Kalah dan Bubar, kemudian ia mendirikan Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia ( DI/TII ). Hingga pada 7 Agustus 1949, di wilayah yang masih
dikuasai Belanda waktu itu, Kartosuwiryo menyatakan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII).
F.
Agresi
Militer Belanda II
Agresi
Militer Belanda II atau Operasi Gagak ( bahasa Belanda : Operatie Kraai)
terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta,
serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta , Sjahrir dan
beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya
Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin
Prawiranegara .
Pada hari pertama Agresi Militer
Belanda II, mereka menerjunkan pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo dan dari
sana menuju ke Ibukota RI di Yogyakarta. Kabinet mengadakan sidang kilat. Dalam
sidang itu diambil keputusan bahwa pimpinan negara tetap tinggal dalam kota
agar dekat dengan Komisi Tiga Negara (KTN) sehingga kontak-kontak diplomatik
dapat diadakan.
Sesuai
dengan rencana yang telah dipersiapkan oleh Dewan Siasat, maka Presiden dan
Wakil Presiden mengirim kawat kepada Syafruddin Prawiranegara di Bukittinggi,
bahwa ia diangkat sementara membentuk satu kabinet dan mengambil alih
Pemerintah Pusat. Pemerintahan Syafruddin ini kemudian dikenal dengan Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia. Selain itu, untuk menjaga kemungkinan bahwa
Syafruddin tidak berhasil membentuk pemerintahan di Sumatera, juga dibuat surat
untuk Duta Besar RI untuk India, dr. Sudarsono, serta staf Kedutaan RI, L. N.
Palar dan Menteri Keuangan Mr. A.A. Maramis yang sedang berada di New Delhi . Sementara
para pemimpin republik diasingkan oleh Belanda.
Jendral Soedirman meninggalkan Yogyakarta untuk
memimpin gerilya dari luar kota. Perjalanan bergerilya selama delapan bulan
ditempuh kurang lebih 1000 km di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tidak
jarang Soedirman harus ditandu atau digendong karena dalam keadaan sakit keras.
Setelah berpindah-pindah dari beberapa desa rombongan Soedirman kembali ke
Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949 . Sedangkan Kolonel A.H. Nasution, selaku Panglima Tentara dan
Teritorium Jawa menyusun rencana pertahanan rakyat Totaliter yang kemudian
dikenal sebagai Perintah Siasat No 1 Salah satu pokok isinya ialah : Tugas
pasukan-pasukan yang berasal dari daerah-daerah federal adalah ber wingate
(menyusup ke belakang garis musuh) dan membentuk kantong-kantong gerilya
sehingga seluruh Pulau Jawa akan menjadi medan gerilya yang luas.
G.
Serangan
Umum 1 Maret
Serangan
Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949
terhadap kota Yogyakarta secara besar- untuk membuktikan kepada dunia
internasional bahwa TNI - berarti juga Republik Indonesia - masih ada dan cukup
kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam
perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama
untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia
internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan
untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada waktu itu sebagai komandan brigade X
/Wehrkreis III turut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta .
Latar
belakang
Kurang
lebih satu bulan setelah Agresi Militer Belanda II yang dilancarkan pada bulan
Desember 1948 , TNI mulai menyusun strategi guna melakukan pukulan balik
terhadap tentara Belanda yang dimulai dengan memutuskan telepon, merusak jalan
kereta api , menyerang konvoi . Tujuan
utama dari ini rencana adalah bagaimana menunjukkan eksistensi TNI dan Republik
Indonesia kepada dunia internasional. Untuk itu, maka anggota UNCI ,
wartawan-wartawan asing serta para pengamat militer harus melihat
perwira-perwira yang berseragam TNI.
Tiga
alasan penting yang dikemukakan Bambang Sugeng untuk memilih Yogyakarta sebagai
sasaran utama adalah:
1. Yogyakarta adalah
Ibukota RI , sehingga bila dapat direbut walau hanya untuk beberapa jam, akan
berpengaruh besar terhadap perjuangan Indonesia melawan Belanda.
2. Keberadaan banyak
wartawan asing di Hotel
Merdeka Yogyakarta, serta masih adanya anggota delegasi UNCI (KTN) serta
pengamat militer dari PBB.
3. Semua pasukan memahami
dan menguasai situasi/daerah operasi.
Jalannya serangan Umum
Pada malam hari menjelang serangan umum itu,
pasukan telah merayap mendekati kota dan dalam jumlah kecil mulai disusupkan ke
dalam kota. Pagi hari sekitar pukul 06.00, sewaktu sirene dibunyikan serangan
segera dilancarkan ke segala penjuru kota. Dalam penyerangan ini Letkol
Soeharto langsung memimpin pasukan dari sektor barat sampai ke batas Malioboro.
TNI
berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam. Tepat pukul 12.00 siang,
sebagaimana yang telah ditentukan semula,seluruh pasukkan TNI mundur. Serangan terhadap kota
Solo yang juga dilakukan secara besar-besaran, dapat menahan Belanda di Solo
sehingga tidak dapat mengirim bantuan dari Solo ke Yogyakarta.
Serangan
Umum 1 Maret mempermalukan Belanda
yang telah mengklaim bahwa RI sudah lemah. Tak lama setelah Serangan Umum 1
Maret terjadi Serangan Umum Surakarta yang menjadi salah satu keberhasilan
pejuang RI yang paling gemilang karena membuktikan kepada Belanda, bahwa
gerilya bukan saja mampu melakukan penyergapan atau sabotase, tetapi juga mampu
melakukan serangan secara frontal ke tengah kota Solo yang dipertahankan dengan
pasukan kavelerie, persenjataan berat - artileri, pasukan infantri dan komando
yang tangguh. Serangan umum Solo inilah yang menyegel nasib Hindia Belanda
untuk selamanya.
Perjanjian
Roem-Van Roijen adalah
sebuah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada tanggal 14 April 1949 dan
akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta . Namanya
diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen .
Maksud
pertemuan ini adalah untuk menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan
Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tahun yang sama.
Perjanjian ini berlangsung lama karena memerlukan kehadiran Bung Hatta
dari pengasingan di Bangka, juga Sri Sultan Hamengkubuwono IX dari Yogyakarta
untuk mempertegas sikap Sri Sultan HB IX terhadap Pemerintahan Republik
Indonesia di Yogyakarta, di mana Sultan Hamengku Buwono IX mengatakan “Jogjakarta
is de Republiek Indonesie”
Hasil perundingan ini adalah:
·
Angkatan
bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya
·
Pemerintah
Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar
·
Pemerintah
Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
·
Angkatan
bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan
semua tawanan perang
Pasca Perundingan
Pada 6
Juli , Sukarno dan Hatta kembali dari pengasingan ke Yogyakarta.Sjafruddin
Prawiranegarai menyerahkan kembali mandatnya kepada Soekarno dan secara resmi
mengakhiri keberadaan PDRI pada tanggal 13 Juli 1949. Belanda dan
Indonesia melakukan genjatan senjata hingga KMB berhasil menunutaskan semua
masalah kecuali masalah Papaua Barat.
Konferensi
Inter Indonesia merupakan konferensi yang berlangsung antara negara Republik
Indonesia dengan negara-negara boneka atau negara bagian bentukkan Belanda yang
tergabung dalam BFO. BFO didirikan di
Bandung pada 29 Mei 1948 dan merupakan lembaga permusyawaratan dari
negara-negara federal yang memisahkan dari RI.
Pada
awalnya pembentukkan BFO ini diharapkan oleh Belanda akan mempermudah Belanda
untuk kembali berkuasa di Indonesia. Namun sikap negara-negara yang tergabung
dalam BFO
berubah setelah Belanda melancarkan agresi militernya yang kedua terhadap
Indonesia. Hal itulah yang melatarbelakangi dilaksanaklannya Konferensi
Inter-Indonesia pada bulan Juli 1949.
Selain
membahas aspek-aspek mendasar hingga teknis perencanaan membangun dan membentuk
RIS, Konferensi Intern-Indonesia juga digunakan sebagai konsolidasi internal
menjelang digelarnya Konferensi Meja Bundar yang dimulai pada 23 Agustus 1949.
Bagi
pemerintah RI sendiri, kesediaan menggelar Konferensi Inter-Indonesia bukan
semata karena ketiadaan pilihan lain yang lebih baik, melainkan juga karena
pemerintah RI menganggap BFO tidak lagi sama persis dengan BFO yang
direncanakan van Mook. Soekarno menyebut konferensi ini sebagai “trace baru”
bagi arah perjuangan Indonesia.
Hasil kesepakatan dari
Konferensi Inter-Indonesia yang
berlangsung hingga 22 Juli adalah :
1. Negara Indonesia
Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan
demokrasi dan federalisme (serikat),
2. RIS akan dikepalai
oleh seorang Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab
kepada Presiden,
3. RIS akan menerima
penyerahan kedaulatan, baik dari Republik Indonesia maupun dari kerajaan
Belanda,
4. Angkatan perang RIS
adalah angkatan perang nasional, dan Presiden RIS adalah Panglima Tertinggi Angkatan
Perang RIS, dan
5. Pembentukkan
angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia sendiri. Angkatan
Perang RIS akan dibentuk oleh Pemerintah RIS dengan inti dari TNI dan KNIL
serta kesatuan-kesatuan Belanda lainnya.
Dampak
dari Konferensi Inter-Indonesia adalah adanya konsensus yang dibangun melalui
Konferensi Intern-Indonesia yang menjadi modal berharga bagi pemerintah RI,
terutama delegasi Indonesia yan dtunjuk untuk berunding dengan Belanda pada
Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Keberadaan BFO dan sikap tegas Gde
Agung untuk menolak intervensi Belanda membuat pemerintah Indonesia memiliki
legitimasi yang makin kuat untuk berunding dengan Belanda di KMB.
Konferensi
Meja Bundar adalah pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag , Belanda, dari 23
Agustus hingga 2 November 1949 antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda ,
dan BFO ( Bijeenkomst voor Federaal Overleg). Sebelum konferensi ini, Konferensi ini
berakhir dengan kesediaan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan kepada Republik
Indonesia Serikat.
Latar
belakang
Pemerintah
Indonesia, yang telah diasingkan selama enam bulan, kembali ke ibukota
sementara di Yogyakarta pada 6 Juli 1949.
Setlah smua usaha Indonesia untuk mempertahankan Kemerdekaan dengan keberadaan
Belanda yang menempuh berbagai cara untuk kembali menguasainya, maka Komisi PBB menetapkan bahwa Konferensi Meja Bundar akan
digelar di Den Haag .
Perundingan
menghasilkan sejumlah dokumen, di antaranya Piagam Kedaulatan, Statuts Persatuan, kesepakatan
ekonomi serta kesepakatan terkait urusan sosial dan militer. Selain itu
Pihak Indonesia diharuskan membayar hutang Belanda sebesar 4,3 miliar gulden
sebagai konsekuensi dari pengakuan kedaulatan.
Konferensi
secara resmi ditutup di gedung parlemen Belanda pada 2 November 1949.
Kedaulatan diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat pada 27 December 1949. Isi perjanjian konferensi adalah sebagai
berikut:
1. Keradjaan Nederland menyerahkan kedaulatan atas
Indonesia yang
sepenuhnya
kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat lagi dan tidak
dapat dicabut,
dan karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai Negara yang merdeka
dan berdaulat.
2. Republik Indonesia
Serikat menerima kedaulatan itu atas dasar ketentuan-ketentuan pada Konstitusinya; rancangan konstitusi telah
dipermaklumkan kepada Kerajaan
Nederland.
3. Kedaulatan akan
diserahkan selambat-lambatnja pada tanggal 30 Desember 1949
Serah
terima kedaulatan atas wilayah Hindia Belanda dari pemerintah kolonial Belanda
kepada Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua bagian barat. Indonesia ingin
agar semua bekas daerah Hindia Belanda menjadi daerah Indonesia, sedangkan
Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat negara terpisah karena perbedaan
etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan mengenai hal ini. Karena itu pasal 2
menyebutkan bahwa Papua bagian barat bukan bagian dari serah terima, dan bahwa
masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
Tanggal 27 Desember 1949 ,
pemerintahan sementara negara dilantik. Soekarno menjadi Presidennya, dengan
Hatta sebagai Perdana Menteri , yang membentuk Kabinet Republik
Indonesia Serikat. Indonesia Serikat dibentuk seperti republik federasi
berdaulat yang terdiri dari 16 negara bagian dan merupakan persekutuan dengan
Kerajaan Belanda.
Tanggal
penyerahan kedaulatan oleh Belanda ini juga merupakan tanggal yang diakui oleh
Belanda sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia. Barulah sekitar enam puluh tahun
kemudian, tepatnya pada 15 Agustus 2005, pemerintah Belanda secara resmi
mengakui bahwa kemerdeekaan de
facto Indonesia bermula pada 17 Agustus 1945.
BAB III PENUTUP
Bedasarkan sejarah yang kita ketahui selama ini.
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Akan tetapi, bukan berarti
bahwa perjuangan Indonesia berakhir saat itu juga. Perang dan Perjuangan para
pahlawan masih terus berlanjut guna mempertahankan kedaulatan serta endapat
pengakuan dari dunia.
Tak hanya mengahalau
serangan dan intervensi dari negara lain, bagsa kita juga mendapat ancaman dari
dalam negeri berupa pemberontakkan dan terorisme. Namun dengan semangat dan
tekad yang kuat dari para pahlawan serta keinginan untuk merdeka seluruh
rakyat, maka setelah menemouh berbagai
usaha mulai dari perundingan hingga perlawanan bersenjata, Akhirnya Indonesia
mampu mendapat pengakuan dan berdiri sebagai negara yang benar-benar Merdeka.
Sebagai bangsa Indonesia, tentunya kita harus
bersyukur karena saat ini kita sudah dapat menikati kemerdekaan yang merupakan
hasil dari jerih payah para pahlawan terdahulu. Oleh karena itu alangkah lebih
baik apabila kita senantiasa mengenang jasa para pahlawan serta mengisi
kemerdekaan dengan berperilaku posifit dan dapat membanggakan Indonesia.
Penyusun menyarankan agar kita semua lebih dapat
mencintai dan mau lebih mengenal sejrah bangasa kita sendiri karena suatu
bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai searahnya. “JASMERAH” Jangan
Sekali-kali Melupakan Sejarah.
iya silakan, semoga bermanfaat yaa.
BalasHapusHanya di ICG88.COM dimana kamu bisa mainkan berbagai permainan di HKB Gaming,IDNPLAY, dan Gudang Poker! tentunya dengan inovasi terbaik.gabung dan buktikan sendiri promo dan bonusnya :
BalasHapusBonus New Member 20%
* Min Deposit IDR 50.000,-
* Max Bonus IDR 300.000,-
* TurnOver 4X TO Termasuk Modal Dan Bonus
* Bonus Di Berikan Di Depan
* Jika Tidak Mencapai Ketentuan Bonus Maka Bonus Akan Di Tarik Melalui Nominal Withdraw
Bonus Deposit Kedua & Selanjutnya 5%
* Min Deposit IDR 50.000,-
* Max Bonus IDR 100.000,-
* TurnOver 5X TO Termasuk Modal Dan Bonus
* Bonus Diberikan Di Depan
Tunggu apa lagi,gabung dan dapatkan bonus serta jackpotnya!
hubungi kami di :
BBM : e3a9c049
LINE: icg88poker
Whattsapp : 081360618788