PENDAHULUAN
Perkembangan budaya tidak dapat dipungkiri ikut
mempengaruhi penulisan karya sastra di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang
dahulu sangat patuh akan tradisi kini sudah mulai terbuka akan hal-hal baru.
Hal ini ditandai dengan banyaknya karya sastra yang menceritakan gaya hidup
modern, bahkan tak sedikit karya sastra bahasa asing yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia.
Maraknya karya sastra yang menceritakan gaya hidup
kebarat-baratan, berseting di luar negeri, atau merupakan terjemahan dari karya sastra luar negeri lama
kelamaan dapat mel rasa cinta dan pengetahuan bangsa Indonesia
akan budayanya sendiri.
Karya-karya sastra Indonesia pada zaman dulu
sebenarnya merupakan karya yang sangat indah dan mengandung nilai-nilai budaya
dan kehidupan yang bisa kita pelajari. Salah satunya adalah Novel Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Novel ini merupakan novel terbitan tahun 1939
yang kisahnya tak lekang dimakan zaman.
Dalam tulisan
ini mencakup identitas novel,
unsur intrinsik, unsur ekstrinsik, serta
kelemahan dan kelebihan dari novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :
·
Memenuhi
penugasan yang diberikan dalam pelajaran Bahasa Indonesia
·
Melaporkan
tanggapan dan analisis terhadap karya sastra.
·
Memberikan
Informasi seputar Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck pada pembaca.
Sedangkan manfaat laporan
ini diantaranya :
·
Meningkatkan
rasa cinta terhadap karya sastra lama
·
Memperkenalkan
kembali karya sastra lama agar tak mudah dilupakan
·
Mengetahui
kehidupan dan budaya bangsa Indonesia pada zaman dulu.
Judul
: Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Penulis
: Haji Abdul Malik Karim Amrullah (
HAMKA )
Penerbit
: Balai Pustaka
Genre
: Romance
Tahun terbit
:
Jakarta, 1939
Jumlah halaman
: 236 Halaman
ISBN
: 979-418-055-6
Zainuddin, seorang pemuda
yang tinggal di Makasar pergi berkelana ke kampung halaman ayahnya di Padang .
Di sana ia tak diakui sebagai orang
Padang karana menurut hukum adat, garis keturunan yang kuat berasal dari pihak
ibu, sedangkan ibu Zainuddin adalah orang Makasar. Zainuddin jatuh cinta pada
Hayati, seorang gadis desa yang cantik dan berasal dari keluarga yang taat
adat. Sayangnya, cinta Zainuddin harus terhalang karena keluarga dan ketua adat
tidak setuju Hayati menikah dengan Zainuddin yang dianggap tidak sederajat.
Hayati pun menikah dengan kakak dari teman
nya yang bernama Azis.
Zainuddin yang patah hati
merantau ke pulau Jawa dan menjadi seorang penulis yang terkenal di sana. Azis
yang ditugaskan bekerja di pulau Jawa pun membawa Hayati dan tinggal di sana.
Siapa sangka, ternyata Azis adalah seorang pemuda yang suka mabuk-mabukan,
berjudi dan main perempuan, hingga akhirnya ia jatuh bangkrut dan di tolong
oleh Zainuddin. Azis pun menitipkan Hayati pada Zainuddin lalu bunuh diri.
Namun, Zainuddin yang pernah sakit hati oleh Hayati tak mau menerima Hayati dan
memulangkannya ke Padang. Kapal Van der Wijck yang ditumpangi Hayati tenggelam,
Hayati pun meninggal setelah dibawa ke rumah sakit. Setelah kepergian Hayati, Zainuddin
selalu bersedih dan meninggal dunia menyusul kekasihnya.
ü
Nilai Moral
Nilai moral yang terdapat dalam novel ini adalah
pentingnya kebiasaan untuk memaafkan. Hal ini terlihat dari penyesalan Zainuddin
setelah Hayati meninggal. Andai Zainuddin memaafkan Hayati dan menerimanya,
maka mereka akan hidup bahagia.
ü
Nilai Sosial
Nilai Sosial terlihat dari kebaikan ibu Muluk yang mau
menampung dan membantu Zainuddin saat ia terpuruk, juga pada saat Zainuddin
membantu Azis dan Hayati yang jatuh bangkrut.
ü
Nilai adat Istiadat
Nilai adat sangat terlihat dari kehidupan penduduk
zaman dulu di kota Padang yang sangat patuh pada tradisi.
Contoh
nya saat Zainuddin ingin
menikahi Hayati, para ketua adat tidak menerimanya karena Zainuddin dianggap
tidak sesuku dengan mereka.
ü
Nilai Agama
Zainuddin adalah seorang yang taat beribadah, ia
bahkan tak suka melihat Hayati yang memakai pakaian terbuka saat bertemu
dengannya di Padang Panjang.
Nilai-nilai dalam novel Tenggelamnya kapal Van Der Wijck dapat dijadikan
sebagai pelajaran dalam menjalani kehidupan. Seperti nilai moral yang
mengajarkan kita untuk saling memaafkan, nilai sosial untuk saling membantu,
nilai adat agar kita selalu menjadi orang yang memiliki adat istiadat dan nilai
agama yang mengajarkan kita untuk senantiasa taat kepada Tuhan yang Maha Esa.
Novel ini memberi banyak pelajaran dan amanat bagi
pembacanya. Diantaranya, jangan menilai segala sesuatu dengan materi karena
materi tidak menjanjikan kebahagiaan, seperti saat Hayati menikahi Azis yang
berasal dari keluarga kaya, ia tak merasa bahagia karena Azis ternyata seorang
pemuda yang tak bertanggung jawab.
Di dalam usia 31 tahun (1938), masa darah muda masih
cepat aliranya
dalam diri, dan khayal serta sentimen masih memenuhi jiwa, di waktu itulah
"ilham" "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck" ini mulai ku
susun dan dimuat
berturut-turut dalam majalah yang ku pimpin "Pedoman Masyarakat."
Setelah itu dia diterbitkan menjadi buku oleh saudara
M. Syarkawi (cetakan kedua) seorang pemuda yang giat menerbitkan buku-buku yang
berharga. Belum berapa lam tersiar, dia
pun habis. Banyak pemuda yang berkata: "Seakan-akan tuan menceriteraka
nasibku sendiri." Ada pula yang berkata: "Barangkali tuan sendiri yang tuan ceriterakan!"
Sesungguhnya bagi seorang golongan agama, mengarang
sebuah buku roman, adalah menyalahi kebiasaan yang umum dan lazim pada waktu
itu. Dari kalangan agama pada mulanya, saya mendapat tantangan keras. Tetapi
setelah 10 tahun berlalu, dengan sendirinya heninglah serangan dan tantangan
itu, dan kian lama kian mengertilah orang apa perlunya kesenian dan keindahan
dalam hidup manusia.
1.
Tema
Percintaan
dan Persahabatan
2.
Penokohan
dan Watak
Zainuddin : Baik Hati, Tulus, Taat beribadah, sedikit
pendendam.
Hayati :
cantik, Lemah lembut, Mudah dipengaruhi.
Azis : Kasar, tidak bertanggung jawab, mudah putus asa.
Muluk : Baik hati, setia kawan, humoris.
Mak Base : Keibuan, Baik hati, Penyayang, tanpa pamrih.
Khadijah : Modern, centil, suka mempengaruhi.
Mamak Datuk : Tegas,
berkuasa, taat pada tradisi.
Mande Jamillah : Baik hati, sollehah, suka menolong.
Pendekar Sutan : Baik hati, bertanggung jawab.
3.
Latar :
Tempat : Makasar,
Padang Panjang, rumah Khadijah, Pacuan kuda, Di atas kapal, Area pesawahan,
pasar, Jawa, rumah Khadijah, rumah sakit.
Waktu :
pagi, siang hari, Subuh, sore, Malam.
Suasana : Bahagia, Sedih, tegang, romantis.
4.
Alur/plot
Alur yang di gunakan dalam novel ini adalah alur
campuran antara alur maju da alur mundur. Alur Maju menceritakan kisah hidup Zainuddin
dan kisah cintanya pada Hayati hingga ia meninggal, sedangkan alur mundur
terlihat saat Zainuddin menceritakan kisah ayahnya saat masih tinggal di Kota
Padang.
5.
Sudut
pandang
Sudut pandang
menggunakan sudut pandang orang ketiga seba tahu. Penulis menceritakan setiap tokohnya dari
luar cerita dan mengetahui situasi dan kondisi serta detai setiap bagian.
6.
Amanat
Jangan mudah berputus asa jika mengalami kesulitan
dalam hidup. Tokoh Zainuddin yang awalnya hampir gila karena ditinggal Hayati
akhirnya menjadi seorang penulis yang sukses karena mampu bangkit dari keterpurukan. Lalu saling
tolong menolong sesama manusia, contohnya kebaikan Muluk dan Ibunya yang mau
membantu Zainuddin saat ia terpuruk.
7.
Gaya
bahasa
Bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah gaya bahasa Indonesia zaman
dulu dan masih kental dengan bahasa melayu, terdapat banyak perumpamaan dan
majas serta syair yang menjadi ciri khas sastra melayu.
Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah, pemilik nama
pena Hamka (lahir di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah seorang ulama dan sastrawan Indonesia. Ia
melewatkan waktunya sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia terjun dalam
politik melalui Masyumi sampai partai tersebut dibubarkan, menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif dalam Muhammadiyah sampai akhir hayatnya.
Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara Universitas
Moestopo, Jakarta mengukuhkan
Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk Universitas
Hamka milik Muhammadiyah dan masuk
dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia. Lewat karyanya Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, nama Hamka melambung sebagai sastrawan.
Meskipun Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
diterbitkan tahun 1939, tapi situasi yang diceritakan masih relevan dengan
zaman sekarang. Contohnya Zainuddin yang ditinggal menikah oleh kekasih
hatinya, kisah seperti ini bisa kita temukan di kehidupan nyata. Lalu kisah Zainuddin
yang menjadi sukses setelah bangkit dari keterpurukan juga banyak kita temui
dari kisah tokon-tokoh terkenal pada zaman sekarang.
Namun kondisi masyarakat dalam novel ini cukup berbeda
dengan kondisi masyarakat zaman sekarang. Kondisi masyarakat yang diceritkan
dalam novel ini masih sangat taat akan tradisi sedangkan masyarakat zaman
sekarang sudah lebih modern dan lebih terbuka pada hal-hal baru.
a) Kalimat
Simpleks :
·
Matahari
telah hampir masuk ke dalam peraduannya.
·
Di
waktu senja demikian kota Mengkasar kelihatan hidup.
·
Dia
dinamai ayahnya Zainuddin.
·
Darah
muda masih mengalir dalam badannya.
·
Dari
pembuangan Cilacap dia dibawa orang ke tanah Bugis.
b) Kalimat
Kompleks :
·
Orang
serumah itu ribut, pekik yang perempuan lebih-lebih lagi.
·
Ketika
Landraad bersidang di Padang Panjang, Pendekar Sutan mengaku terus terang atas kesalahannya,
dia dibuang 15 tahun.
·
Setelah
dipotong 3 tahun, habislah hukuman dijalankannya seketika dia berada di Mengkasar.
·
Kalau
dia mau tentu dia akan dikirim ke Minangkabau, tanah tumpah darahnya.
·
Meskipun
hatinya amat ingin dan telah teragak hendak pulang, ditahannya, dilulurnya air
matanya, biarlah negeri Padang "dihitamkan" buat selama-lamanya.
c)
Kata Penghubung
Kata
penghubung/konjungsi yang terdapat dalam novel ini diantaranya :
·
Dan
: Ayahnya berkata, jika Mengkasar ada Gunung Lompo Batang dan Bawa
Kara...
·
Tetapi
: Ia tak tahu benar apakah isi lagu itu, tetapi rayuannya sangat melekat
dalam hatinya.
·
Sejak
: Sejak kecilnya telah dirundung oleh kemalangan'... Untuk mengetahui
siapa dia...
·
Ketika
: Ketika Landraad bersidang di Padang Panjang, Pandekar Sutan mengaku terus terang atas
kesalahannya, dia dibuang 15 tahun
d)
Kata Rujukan
·
Sang
: Hilang kebesaran Sang Surya, maka dari balik puncak Lompo Batang yang
antara ada dengan tidak itu terbitlah bulan 15 hari menerangi seluruh alam.
·
Beliau
: Ia teringat pesan ayahnya tatkala beliau akan menutup mata, ia teringat itu,
meskipun dia masih lupa-lupa ingat.
·
Si
: "Pertama membaca Al-Qur-an tengah malam, kedua membuaikan si Udin dengan nyanyian negeri sendiri, negeri Padang
yang ku cinta.
Kekurangan :
·
Penggunaan
bahasa yang masih kental dengan bahasa melayu sehingga tidak mudah dipahami.
·
Banyak
terdapat kata-kata yang tidak dimengerti.
·
Akhir
yang tragis dan tidak bahagia.
·
Ada
beberapa tokoh yang tidak diceritakan akhirnya.
·
Latar
waktu yang tidak terlalu jelas
Kelebihan :
·
Sangat
kental akan budaya yang mungkin hampir dilupakan.
·
Menceritakan
kisah yang masih segar di zamannya.
·
Berisi
motivasi untuk bangkir dari keterpurukan.
·
Kisah
yang sangat menarik dan mendidik.
·
Mengandung
banyak pembelajaran.
BAB III
Penutup
Novel
Tenggelamnya kapal Van Der Wijck merupakan novel karya sastrawan Indonesia pada
zaman dulu yang kisahnya tak lekang dimakan waktu. Novel ini diterbitkan pada
tahun 1939 dan Di tulis oleh seorang tokoh agama sehingga Banyak amanat dan
pelajaran yang dapat dipetik dari novel ini. Walaupun merupakan novel terbitan zaman dulu, namun situasi dan
ceritanya masih relevan dengan zaman sekarang. Kisahnya yang romantis, sedih,
sekaligus menyentuh dapat membuat
pembaca terhibur dan terbawa perasaan.
Penulis
menyarankan agar kita sebagai bangsa Indonesia lebih mencintai dan merasa
bangga akan budaya Indonesia, terutama karya sastra. Jangan lupakan karya-karya
satra lama karena sejatinya karya sastra klasik mengandung nilai-nilai luhur
yang bisa kita pelajari dan kita terapkan bahkan hingga zaman sekarang. Membaca
karya terjemahan memang perlu sebagai bekal untuk menambah pengetahuan, tapi
jangan sampai kita enggan bahkan melupakan karya anak bangsa kita sendiri,
Bangsa Indonesia.
Hanya di ICG88.COM dimana kamu bisa mainkan berbagai permainan di HKB Gaming,IDNPLAY, dan Gudang Poker! tentunya dengan inovasi terbaik.gabung dan buktikan sendiri promo dan bonusnya :
BalasHapusBonus New Member 20%
* Min Deposit IDR 50.000,-
* Max Bonus IDR 300.000,-
* TurnOver 4X TO Termasuk Modal Dan Bonus
* Bonus Di Berikan Di Depan
* Jika Tidak Mencapai Ketentuan Bonus Maka Bonus Akan Di Tarik Melalui Nominal Withdraw
Bonus Deposit Kedua & Selanjutnya 5%
* Min Deposit IDR 50.000,-
* Max Bonus IDR 100.000,-
* TurnOver 5X TO Termasuk Modal Dan Bonus
* Bonus Diberikan Di Depan
Tunggu apa lagi,gabung dan dapatkan bonus serta jackpotnya!
hubungi kami di :
BBM : e3a9c049
LINE: icg88poker
Whattsapp : 081360618788
izin copy
BalasHapusGood sangat membantu
BalasHapusizin copy
BalasHapusIzin copy ya kaka, terima kasih.. semoga urusannya dilancarkan:)
BalasHapusSangat membantu tugas saya
BalasHapusTerimakasih kak sngt membantu
BalasHapusDaftar pustaka kok gak ada?
BalasHapus